Cara tercepat para recruiter dalam mencari talent, ternyata melalui social media. Apakah mereka akan merekrut atau tidak, ini sangat tergantung bagaimana reputasi online seseorang. Bagaimana dengan reputasi online Anda?
Apakah Anda pernah mengalami saat ingin mencari seseorang lantas kemudian menanyakan dan mencarinya di search engine? Dan apakah Anda mencoba mengukur kredibilitas seseorang juga melalui internet? Pertanyaan sebaliknya, pernahkah Anda berpikir bagaimana Anda juga bisa ditemukan di internet?
Tidak disangkal bahwa referensi itu sangat penting bagi reputasi seseorang. Kalau dulu kita mengenal dengan apa yang disebut gethok tular, atau dari mulut ke mulut, kini kita mengenal referensi by internet. Ya, perkembangan teknologi seperti sekarang ini telah memungkinkan untuk itu.
Inilah maksud dari pentingnya Anda harus menjaga reputasi online. Alasannya simpel. Segala sesuatu yang kita katakan atau lakukan secara online, memiliki dampak pada hidup kita secara offline. Mengapa pula dirasa penting agar kita senantiasa harus berpikir panjang sebelum berbicara di situs jejaring sosial, maupun platform social media seperti Twitter, Facebook dan LinkedIn.
Kalau Anda dituntut untuk berperilaku secara sopan dan santun bertutur kata di dunia nyata, di internet pun hukumnya sama persis. Anda tidak boleh menabrak privasi orang lain, mengintimidasi, memfitnah, maupun lebih parah membunuh secara karakter di dunia online. Inilah yang menentukan kedewasaan ber-social media kita akan diukur sudah cukup umur atau belum.
Ironisnya, dengan makin maraknya orang ber-social media, toh masih saja seringkali kita saksikan time-line terutama di Twitter dan Facebook, dari akun pribadi-pribadi biasa maupun publik figur, yang tidak seharusnya muncul ke permukaan. Agen pemasaran digital KBSD belum lama ini mengeluarkan flash report terkait dengan bagaimana kita sebaiknya menjaga reputasi online.
Poin-poin kunci tersebut di antaranya adalah, ketika Anda memutuskan untuk menggunakan social media, sebutkanlah jati diri Anda dan bisnis Anda secara jelas di social media seperti LinkedIn, Facebook, dan Twitter di mana tempat paling populer saat ini di mana orang saling berbagi.
Kedua, sebanyak 48% dari perekrut dan profesional HR merujuk ke situs web pribadi ketika memutuskan apakah akan mempekerjakan Anda atau tidak. Dan sebanyak 78% dari mesin pencari perekrut memeriksa untuk mengetahui lebih lanjut tentang karyawan potensial dan 63% dari mereka merujuk situs social media.
Ketiga, kehidupan digital Anda adalah cermin dari keberhasilan profesional Anda secara internal. Ingat, perilaku digital Anda dengan mudah dapat diikuti oleh atasan dan ketika Anda tidak bijak bertingkah-laku di social media, Anda bisa berada dalam kesulitan.
Keempat, di dalam era digital, memilih untuk tidak aktif di social media bukanlah sikap yang baik, dan justru bisa merugikan Anda. Anda dapat meningkatkan reputasi online secara bersama-sama dan secara sadar harus juga menjaga reputasi online tersebut.
Apakah Anda pernah mengalami saat ingin mencari seseorang lantas kemudian menanyakan dan mencarinya di search engine? Dan apakah Anda mencoba mengukur kredibilitas seseorang juga melalui internet? Pertanyaan sebaliknya, pernahkah Anda berpikir bagaimana Anda juga bisa ditemukan di internet?
Tidak disangkal bahwa referensi itu sangat penting bagi reputasi seseorang. Kalau dulu kita mengenal dengan apa yang disebut gethok tular, atau dari mulut ke mulut, kini kita mengenal referensi by internet. Ya, perkembangan teknologi seperti sekarang ini telah memungkinkan untuk itu.
Inilah maksud dari pentingnya Anda harus menjaga reputasi online. Alasannya simpel. Segala sesuatu yang kita katakan atau lakukan secara online, memiliki dampak pada hidup kita secara offline. Mengapa pula dirasa penting agar kita senantiasa harus berpikir panjang sebelum berbicara di situs jejaring sosial, maupun platform social media seperti Twitter, Facebook dan LinkedIn.
Kalau Anda dituntut untuk berperilaku secara sopan dan santun bertutur kata di dunia nyata, di internet pun hukumnya sama persis. Anda tidak boleh menabrak privasi orang lain, mengintimidasi, memfitnah, maupun lebih parah membunuh secara karakter di dunia online. Inilah yang menentukan kedewasaan ber-social media kita akan diukur sudah cukup umur atau belum.
Ironisnya, dengan makin maraknya orang ber-social media, toh masih saja seringkali kita saksikan time-line terutama di Twitter dan Facebook, dari akun pribadi-pribadi biasa maupun publik figur, yang tidak seharusnya muncul ke permukaan. Agen pemasaran digital KBSD belum lama ini mengeluarkan flash report terkait dengan bagaimana kita sebaiknya menjaga reputasi online.
Poin-poin kunci tersebut di antaranya adalah, ketika Anda memutuskan untuk menggunakan social media, sebutkanlah jati diri Anda dan bisnis Anda secara jelas di social media seperti LinkedIn, Facebook, dan Twitter di mana tempat paling populer saat ini di mana orang saling berbagi.
Kedua, sebanyak 48% dari perekrut dan profesional HR merujuk ke situs web pribadi ketika memutuskan apakah akan mempekerjakan Anda atau tidak. Dan sebanyak 78% dari mesin pencari perekrut memeriksa untuk mengetahui lebih lanjut tentang karyawan potensial dan 63% dari mereka merujuk situs social media.
Ketiga, kehidupan digital Anda adalah cermin dari keberhasilan profesional Anda secara internal. Ingat, perilaku digital Anda dengan mudah dapat diikuti oleh atasan dan ketika Anda tidak bijak bertingkah-laku di social media, Anda bisa berada dalam kesulitan.
Keempat, di dalam era digital, memilih untuk tidak aktif di social media bukanlah sikap yang baik, dan justru bisa merugikan Anda. Anda dapat meningkatkan reputasi online secara bersama-sama dan secara sadar harus juga menjaga reputasi online tersebut.
Tips-tips menjaga reputasi online bisa Anda tempuh dengan cara-cara sebagai berikut :
- Ramahlah kepada search engine, terutama Google, karena Google saat ini menjadi mesin pencari terbesar di dunia yang akan mencatat segala reputasi online Anda, tidak peduli reputasi baik maupun buruk sekalipun.
- Rajinlah mengecek Facebook, Twitter dan situs lain untuk menangkap insight segala sesuatu yang sedang dikatakan mengenai Anda.
- Jaga baik password Anda. Sudah sering terjadi akun di FB dibajak oleh para hacker yang bisa saja melakukan posting hal-hal yang tidak menyenangkan dengan mengatasnamakan akun Anda. Gunakan kombinasi password yang susah untuk ditembus, misalnya variasi antara abjad dan numerik angka-angka.
- Berbagi informasi pribadi hanya dengan orang yang Anda kenal dan percaya dengan baik saja.
- Pantau postingan maupun tag gambar yang melibatkan Anda di social media.
- Hapus gambar di postingan atau mention dari rekan-rekan Anda yang kurang menyenangkan.
- Jaga etika saat berinteraksi dengan orang lain dalam menjawab melalui reply, mention maupun DM (direct message).
Terima Kasih & Semoga Sukses !
Tim Kontributor LoKerNesia