Sesuai dengan yang Kami lansir dari FajarOnline, di Jakarta. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan terus menggulirkan ide-ide segar dalam pengelolaan perusahaan. Kali ini, mantan Dirut PLN tersebut mengusulkan perpanjangan masa cuti melahirkan untuk karyawati BUMN yang berprestasi. Yakni, satu hingga dua tahun.
“Setelah itu, bisa kembali bekerja lagi,” ujarnya yang langsung disambut tepuk tangan meriah sekitar 200 hadirin yang sebagian adalah perempuan dalam acara BUMN Marketing Day 2012 di Jakarta, Rabu 20 Juni.
Menurut Dahlan, masa depan perusahaan akan ditentukan sosok-sosok muda dan perempuan. “Karena itu, karier yang muda-muda dan perempuan jangan dihambat, justru harus diberi kesempatan. Tolong ini diperhatikan betul,” tegasnya.
Apalagi, kata dia, dirinya pernah membaca sebuah riset yang menyebutkan, dengan semakin banyaknya perempuan yang tampil di perusahaan, kinerja perusahaan tersebut bisa lebih baik. “Apalagi, banyak wanita karier yang hebat-hebat,” katanya.
Namun, berdasar pengamatannya, banyak perempuan karier yang hebat sebelum menikah, masih hebat sesudah menikah, tapi kinerjanya menurun ketika usai melahirkan. “Biasanya memang ada dilema. Naluri keibuannya untuk mengurus anak menjadi prioritas. Akibatnya, banyak wanita karier yang hebat terpaksa berhenti kerja seusai melahirkan,” imbuhnya.
Karena itu, lanjut Dahlan, dirinya memiliki ide bagi perusahaan untuk bisa mempertahankan karyawatinya yang potensial. “Jadi, untuk yang hebat tadi, bisa diberi cuti melahirkan selama satu atau dua tahun,” ujarnya.
Menurut ayah dua anak tersebut, seorang perempuan yang baru memiliki anak biasanya memang sangat ingin merawat buah hatinya, sehingga semangat kerjanya menurun. “Tapi, biasanya setelah dua tahun (seusai melahirkan), banyak yang mulai gelisah kalau hanya tinggal di rumah dan ingin bekerja lagi,” katanya.
Karena itu, sebagai wujud dukungan perusahaan bagi perempuan karier yang tetap bisa menjaga buah hatinya, Dahlan mendorong agar BUMN menyediakan fasilitas ruang perawatan anak di kantor. “Mumpung banyak direksi BUMN di sini, saya mendorong agar ini menjadi gerakan di semua BUMN,” ucapnya.
Tepukan meriah kembali membahana. Di jajaran kursi hadirin, ucapan “Setuju Pak”, “Bagus Pak”, “Betul Pak” meluncur dari puluhan perempuan manajemen BUMN yang hadir dalam acara kemarin.
Menurut Dahlan, ruang perawatan bayi atau balita sudah dipelopori PT PLN. “Kemarin istri saya ke sana, ruang perawatan yang dimulai setahun lalu sekarang masih difungsikan dengan baik. Dalam waktu dekat, Pertamina dan Telkom juga membuat (ruang perawatan). Semoga BUMN yang lain bisa mengikuti,” ujarnya.
“Setelah itu, bisa kembali bekerja lagi,” ujarnya yang langsung disambut tepuk tangan meriah sekitar 200 hadirin yang sebagian adalah perempuan dalam acara BUMN Marketing Day 2012 di Jakarta, Rabu 20 Juni.
Menurut Dahlan, masa depan perusahaan akan ditentukan sosok-sosok muda dan perempuan. “Karena itu, karier yang muda-muda dan perempuan jangan dihambat, justru harus diberi kesempatan. Tolong ini diperhatikan betul,” tegasnya.
Apalagi, kata dia, dirinya pernah membaca sebuah riset yang menyebutkan, dengan semakin banyaknya perempuan yang tampil di perusahaan, kinerja perusahaan tersebut bisa lebih baik. “Apalagi, banyak wanita karier yang hebat-hebat,” katanya.
Namun, berdasar pengamatannya, banyak perempuan karier yang hebat sebelum menikah, masih hebat sesudah menikah, tapi kinerjanya menurun ketika usai melahirkan. “Biasanya memang ada dilema. Naluri keibuannya untuk mengurus anak menjadi prioritas. Akibatnya, banyak wanita karier yang hebat terpaksa berhenti kerja seusai melahirkan,” imbuhnya.
Karena itu, lanjut Dahlan, dirinya memiliki ide bagi perusahaan untuk bisa mempertahankan karyawatinya yang potensial. “Jadi, untuk yang hebat tadi, bisa diberi cuti melahirkan selama satu atau dua tahun,” ujarnya.
Menurut ayah dua anak tersebut, seorang perempuan yang baru memiliki anak biasanya memang sangat ingin merawat buah hatinya, sehingga semangat kerjanya menurun. “Tapi, biasanya setelah dua tahun (seusai melahirkan), banyak yang mulai gelisah kalau hanya tinggal di rumah dan ingin bekerja lagi,” katanya.
Karena itu, sebagai wujud dukungan perusahaan bagi perempuan karier yang tetap bisa menjaga buah hatinya, Dahlan mendorong agar BUMN menyediakan fasilitas ruang perawatan anak di kantor. “Mumpung banyak direksi BUMN di sini, saya mendorong agar ini menjadi gerakan di semua BUMN,” ucapnya.
Tepukan meriah kembali membahana. Di jajaran kursi hadirin, ucapan “Setuju Pak”, “Bagus Pak”, “Betul Pak” meluncur dari puluhan perempuan manajemen BUMN yang hadir dalam acara kemarin.
Menurut Dahlan, ruang perawatan bayi atau balita sudah dipelopori PT PLN. “Kemarin istri saya ke sana, ruang perawatan yang dimulai setahun lalu sekarang masih difungsikan dengan baik. Dalam waktu dekat, Pertamina dan Telkom juga membuat (ruang perawatan). Semoga BUMN yang lain bisa mengikuti,” ujarnya.